Hidupku berteduh pada pikiran
Bertahan selalu akan Pengalaman
Bersayup di-Sudut kota, WEST BORNEO
Tempo kini ku-tak tampak,namu menetap disekujur aliran nadi : Bateng, Beringin, Bintang warna biru, dan lahir disetiap banyak tanda, hingga Pada gerakan perubahan, Kata "mereka"
Masih pada kata "mereka"
Hidupku akan enak, akan nyaman, akan tentram, akan sejahtera
Hanya Jika =, dengan satu syarat !
Aku menyerahkan bagian-perbagian dari anggota tubuh-Ku
Dilucuti, tanpa sepengetahuan-Ku, tanpa surat perintah, entah darimana?
Ada Perjuangan...... Perlawanan....
Hnaya untuk bertahan, kembali pengalaman dulu, setelah ORDE BARU
Ku-buka lapak di-meja hijau
Tak terbayangkan sebelumnya, tak ada pengalaman
Karna Aku hidup dari "Adat kebiasaan" namun tetap patuh pada Indonesia
Hasil dari semua perjuangan ini
Keluh-Kesah, Caci-Maki, Ratap-Tangis, Berontak, Mati di-Rumah Sendiri.
Di-KUBUR dalam Radio, Televisi, Koran dan Cerita lisan, serta FB, Hingga Zaman Berikut-Nya.
hanya bernisan Pohon Palem, berpelatar bauksit, karangan buah sawit.
yang dikelingi HP, HPK, HTI, KHWA, HL, dan sedikit APL
Satu Kata terngiang perlahan terucap, ancaman kata tinta hitam-kertas putih-kata mutiara-di-Sahkan Oleh Bupati, Gubernur, Para Menteri dan Indonesia Bersatu Jilid I & II
Surat Otonomi. Kata Mereka
Setiap saat anak-cucuku bisa berziarah
di-tempat bersemayam-Ku, namun ingat jika perlu saja !
bekalkan, Lulun, kelepon, pam, Beram, peredah, ketupung, lupung, durung, selipik, badah, tumpik-po'e, pentik.
Jangan lupa! alamatkan perjuangan-Ku, sederhana, persenjatailah sayang......
Kesana-arahnya.
Alamatku - adalah Politik
Jalannya - adalah Hukum
Visi Semua untuk Kebebasan
Tujuan Adalah Kesejahteraan Komunal
Siantanpermai, B4
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus