Social Icons

Pages

Kamis, 08 Desember 2011

Keraih jari dua

Keraih jari dua

Senja 22 November 2011 di Patoka begitu lidah warga Entikong akrab menyebutnya. Kawasan itu tidak jauh dari PLB Entikong hanya 2 km dan 10 menit ditempuh dengan kendaraan motor roda dua, suasan struktur tanahnya berbukitan banyak gunung mengelilingi sekitar, kulihat aktivitas warga sekitar asyik menikmati segala macam hiruk pikuk music disko dimasing-masing petakkan Rumah yang katanya konon perumahan itu bekas karyawan PT. Patoka yaitu perusahaan alat berat yang sempat jaya beberapa tahun silam.

Rupanya sepeninggalan PT tersebut menyisakan kebiasaan ala kultur  atau gaya hidup warga perusahaan kebanyakan, seperti cerita ka Maria Ibu 1 anak ini menerangkan dengan bibirnya mengulum senyum, dulu 3 tahun lalu memang suasana disini sudah demikian adanya, sampai saat ini, lanjutnya.
Lalu aku bersemangat menggali lagi, sebenarnya ka, para penikmat suasana ini  warga asli atau orang pendatang? Mereka itu persisnya kebanyakan memang orang pendatang dan sebagian ada juga warga asli yang terpaksa ngontrak faktor ekonomi.
Disana ada lima blok perumahan yang keseharian aktivitasnya riuh dengan suasana kota, ini sih Betingnya Entikong kataku, yah begitulah sahut Bang Donat suaminya.
Namun seberapa texas lokasinya lanjutku penasaran?

Hhhha…… tawa kecil ka Naomi menyela disampingku. Tanpa terpaksa keluar jawaban miring ka Maria; itu memang lokasi ekonomis para borjuis simpulnya, karna memag kuintip benar adanya. Banyak monbil parkir juga jejeran motor roda dua bahkan bus angkutan umum sesekali mampir disitu. Sesekali terdengar canda tawa pengunjung dari tempatku nginap.

Dengan semakin penasaranku memuncak, sore itu jam 16.45 kuberlari kecil dijalan aspal yang berapa bulan lalu tempat SBY mendarat ketika mengunjungi PLB. Sesekali pula kulihat sekitar Nampak banyak gadis juga balas meliriku kelihatanya agak menarik perhatian siapa saja yang melihat. Dengan busana sexy seakan terpaksa kekurangan bahan, cuman sayang mataku berkata “kok mukanya pada lusuh” mungkin kecapean menikmati suasana semalam, bisa saja dialog hatiku ?

Kurang lebih diantara dua bukit dan tumpukan sampah anorganik hasil keseharian komplek petakan rumah, persis memang lokasi itu berada, tapi santai saja mereka terbiasa akan keadaan itu. Terlihat di bagian atas bukit itu para anak muda dengan pasangannya menikmati senja depan Gereja Kristus Tuhan Indonesia Entikong disamping pembuangan sampah. Lantunan lagu bang toyib menggema memecah gelap Patoka ikut meramaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar