Hidup dalam komunitas.
Dahulu diabad 19 terakhir, diperkampungan pinggiran kota atau bahkan dipedalaman. sekalipun masih menggunakan surat sebagai alat penyampai pesan, dalam keluargaku sering tatap muka. moment itu biasanya pada waktu tertentu, bisa saja kala musim durian atau buah tahunana lainya. Seperti Mentawa, Sibau, Kemayau, Langsat, atau musim lain seperti Gawai kampung, peseta keluarga dan peristiwa pengobatan jika ada diantara anggita keluarga mengalami sakit.
Hidup dipinggiran dan pedalaman telah banyak memberi ruang budaya, kegiatan sehari-hari dilakuka disekitar dan didalam hutan, alamlah yang mendidik kami dari usia belia. kehidupan itu seolah menjadi siklus hidup setiap generasi. menyenangkan, asyik karena banyak pembelajaran yang terjadi secara alamiah.