lintas trans kalimantan pinggir danau lait |
ini peringatan atau apa ya...??
seperti rambu-rambu jalan saja seolah menegur siapapun yg melintasinya. seolah gertakan tanpa suara didepan jalan poros utama menunjuk siapa bos?
siapa pribumi?
siapa pemilik tanah?
dan siapa penguasa?
lalu siapa punya wewenang....?
lalu kemana hasil investasinya?
danseterusnya.....!!!
belum ada yang bersedia menjawab kalaupun ada ilusi menjebak, siapa kawan yang bisa mempermudah proses penyampaian informasi?
Pak Ala 63 tahun
asal kampung Otong
lahan saya 17 meter arah tenggara dari plang ini didirikan 3 tahun lalu, karna dikepung maka semak ditengah kebun plasma yang nanti katanya akan dibagi ke masyarakat, entah bagaimana berujung hasil atau tidak, keluhnya ?
Pak Sepin
37 tahun, juga asal kampung Otong
ketika saya kembali disini, 2 tahun lalu saya baru tau ini lahan sudah berubah "kebun rakyat" kebanyakan orang kampung akrab dengan kata ini.
kami berjuang atas keadaan ini, namun bingung mau mulai dari mana?
kami mulai menikmati banyak hal yang berubah, kebiasaan bergaul tanpa jarak, pikiran kami disungguhi tawaran trend-trend asing tanpa pemahaman yg benar. inkulturas tanpa permisi singkatnya...!
Mr. "X"
kami sudah berbaik hati selama disini, memberi kesempatan bekerja sebagai pembuka lahan karna mereka paham cara berladang tanpa membakar, menyemai bibit, membersihkan lahan, isi polybag, nanam, mupuk, perawatan hingga nanti masa panen, dll.
sungguh kerjasama yang tidak ada masalah selama ini, dan mereka tidak merasa dirugikan atas klarifikasi "Pak Kades" sederhana toh.
secara prosedur sudah berjalan dan ditaati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar